Colours

7 4 0
                                    

Terkadang, aku sedikit bingung dengan seorang wanita. Mereka itu kenapa tidak pernah merasa cukup, ya?

Diberikan rambut berwarna hitam, malah mereka warnai.

Diberikan alis yang tebal, malah mereka cukur.

Diberikan manik sehitam jelaga, malah mereka tutup dengan warna coklat.

Dalihnya sih, itu adalah cara bagi mereka untuk mencintai diri sendiri. Lalu, apakah cinta yang diberikan oleh keluarga atau pasangannya tidak cukup?

Aku bingung.

Namun ketimbang menghabiskan waktu untuk mempertanyakan sesuatu yang pada dasarnya akan memunculkan sebuah perdebatan, maka aku lebih memilih untuk fokus pada apa yang aku miliki sekarang.

Dia cantik. Bahkan Aphrodite yang membuat Zeus jatuh cinta dan Hera mengamuk kalah cantik darinya. Wanita itu, milikku, dia adalah definisi dari kecantikan yang seharusnya dipuja-puja oleh manusia.

Kedua maniknya sebiru lautan. Rambutnya kuning seperti emas. Kulitnya seputih porselen. Tubuhnya ramping bak manekin yang terpampang di etalase toko. Aku mencintainya begitupula dengannya.

Hanya saja, barangkali aku harus menyelesaikan apa yang belum aku temukan jawabannya hingga sekarang.

Wanita itu kenapa tak pernah merasa cukup?

Kekasihku itu suka warna ungu, tapi dia tidak puas hanya dengan seikat bunga Lavender. Maka kupukul dia sampai warna itu terukir pada kulitnya.

Kekasihku itu suka warna merah, tapi dia tidak puas saat aku memberikannya sebuah gaun berwarna merah. Maka kugores kulitnya sampai merah darah mengalir dari luka sobekan yang kubuat.

Kekasihku itu suka warna biru, tapi dia tak puas jika aku hanya menyuguhkan langit untuknya. Maka kutenggelamkan dia sampai wajahnya sebiru langit yang selalu kuperlihatkan untuknya.

Payahnya, saat kurasa dia tak akan protes lagi pada apa yang kuberikan, beberapa polisi malah datang ke rumahku dan menangkapku. Katanya aku sudah membunuh kekasihku, padahal yang aku lakukan adalah memuaskan dirinya.

Fin

The Whalien ClubHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin