||MARVEN|| • Sekilas Ingatan •

2.7K 83 0
                                    

Hay Readers 🖐🏻
Yg tanya kapan aja aku Up cerita atau Part Baru.
Jawaban nya : "Aku masih cari waktu. Karna,aku sebagai Ibu Rumah Tangga dan Ibu anak 1. Jadi Up part baru ataupun ketik Sequel nya. Ya nunggu anak tidur dan semua kerjaan pada selesai. Jadi mohon bersabar ya Readers..."

Owh iya...
Aku gak bosen-bosen buat selalu ingetin para Readers buat jangan lupa Vote Follow dan Komen. Karna dukungan kalian itu berharga banget buat aku.

Dan juga aku gak bosen-bosen nya buat berterima kasih sama para Readers yg udah Vote dan baca Sequel ini.

Thank you Readers ❤️
And Happy Reading 🖐🏻❤️

• Happy Reading •

-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
--
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
--
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
--
-
-
-
-
-
-
-

Setelah satu bulan lamanya Marven dirawat dirumah sakit. Kini remaja tampan itu,sudah siap dengan seragam sekolah yg melekat pada tubuhnya. Dia sudah merasa bosan hanya berdiam diri dirumah,tanpa melakukan apapun. Dia memutuskan untuk kembali ke sekolah,meskipun dicecar dengan pertanyaan yg itu-itu saja, berputar bagai kaset rusak.

 Dia memutuskan untuk kembali ke sekolah,meskipun dicecar dengan pertanyaan yg itu-itu saja, berputar bagai kaset rusak

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pict Marven pake seragam sekolah

"Kamu beneran mau masuk sekolah, Marven?"suara Alter terdengar dari pintu kamar Marven yg terbuka sedikit.

Marven yg sedang memperbaiki dasi sambil berkaca. Reflek menoleh kearah sumber suara itu. Mendapati Alter yg sudah bersandar di dinding kamarnya. Dengan kemaja putih yg menampakkan otot-otot kekar miliknya.

"Iya."jawabnya singkat.

"Yakin,gak bakal sakit kepala atau ngamuk lagi?"tanya Alter menatap punggung remaja itu.

Mendengar ucapan sang Ayah,gerakan tangan Marven berhenti sejenak. Sebelum akhirnya tangan nya menyambar ransel miliknya dan melangkah keluar dari kamarnya.

"Marven berangkat."pamit remaja itu,tanpa menoleh sedikitpun ke Alter.

Marven menuruni tangga dengan langkah cepat. Melihat jam tangan nya sekilas. Lalu memperbaiki ransel dibahunya.

"Marven. Gak sarapan dulu?"

Mendengar suara itu, seketika langkah cepatnya terhenti bersamaan dengan hidung mancungnya yg mencium aroma harum yg khas dari dapur.

Jantungnya berdebar kencang. Sudah lama dia tidak mencium aroma ini. Entahlah,kapan terakhir dia mencium aroma ini. Sudah lama sekali rasanya.

Marven [ ON GOING ]Where stories live. Discover now