||Marven||•Comeback•

6.9K 180 2
                                    

Langkah seorang gadis yg melewati lorong koridor sekolahnya itu, terlihat sangat bar-bar. Bisa ditebak,dia sedang kabur dari kejaran petugas OSIS yg hari ini sedang bertugas merazia para siswa siswi yg telat dan datang dengan atribut yg tidak lengkap.

Jika murid lain akan memasang wajah panik dan khawatir. Tidak dengan gadis yg satu ini. Dia memasang wajah ceria tanpa beban sekali pun. Bahkan saat melewati guru piket jaga.

"ALEXA!!"pekik salah satu guru piket jaga yg sedang berdiri tepat di depan ruang BK.

"Waduh mampus gue. Ada Bebek."lirihnya sambil memelankan larinya. Ingin mengambil ancang-ancang pergi

"ALEXA QUEENA ANTONYYOS NICOLLAS."pekik guru tersebut saat melihat gadis itu ingin berbalik arah dan pergi.

Dengan sigap,tangan guru itu menyambar tas ransel gadis itu dan menariknya. Sehingga,membuat gadis itu hampir terhunyun karna tarikan yg spontan itu.

"Mau pergi kemana kamu ha?"tanya guru wanita itu dengan ekspresi jengkel.

Gadis cantik itu menampilkan deretan gigi putih nya yg rapi dengan gigi kelinci nya yg lucu. Serta lesung pipi nya.

"Hehehe... Bu Bebek. Eehh maksud saya Bu Berta."jawab gadis itu cengengesan saat melihat mata guru dihadapannya itu hampir melompat keluar.

"Mau kemana kamu?"ulang wanita itu sambil tetap memegang tas gadis itu.

"Mau.... Eeeee... Ke... Kekelas lah Bu. Mau kemana lagi emangnya."

"Kamu tau ini jam berapa?"

Gadis itu menaikkan satu alisnya "Emang jam berapa Bu?"

"Ini udah hampir jam 8. Tapi kamu baru dateng."

"Nah,itu ibu tau kalo ini jam 8. Ngapain tadi nanya ke saya."ucap gadis itu,menambah rasa jengkel wanita itu.

"Sekarang ikut keruangan saya."ucap guru bername tag "Bertaria Manopo" itu.

"Lah? Pasti ibu mau ngehukum saya kan?"tebak gadis itu tepat sasaran. Dan dijawab dengan anggukan oleh gurunya.

"Nah,ngapain harus keruangan ibu sih? Disini langsungkan bisa. Jarak jalan keruangan ibu itu butuh waktu,dan waktunya itu gak sebentar. Belum lagi ibu butuh waktu buat mikir, kira-kira hukuman apa yg cocok buat saya. Belum lagi, waktu buat ibu ngomel panjang kali lebar kali sisi. Ya mendingan buat mempersingkat dan mempercepat waktu hukuman saya. Mending disini aja Bu."jelas Alexa membuat guru di hadapannya saat ini menatap takjub.

Bagaimana gadis itu bisa tau jika sampai diruangannya pun dia masih belum puas untuk mengomeli gadis itu?

"Yaudah. Kalo gitu kamu keliling lapangan 10× sekarang juga."

"Masya Allah Bu. Ibu kira-kira dong mau ngehukum saya. Jam pertama saya ada ujian fisika nih Bu. Kalo misalkan saya gak ikut ujian,terus nilai saya anjlok dan saya dikeluarkan dari siswa berprestasi sekolah ini gimana Bu? Ibu mau tanggung jawab emangnya? Gak kan?"protes gadis itu membuat Bu Berta menghembuskan nafas pelan.

Ada benarnya juga perkataan gadis dihadapannya saat ini. Otaknya sudah buntu hanya untuk memikirkan hukuman apa untuk muridnya satu ini.

"Yasudah nanti pulang sekolah kamu lari keliling lapangan 5 Kali. Plus bersihkan lapangan basket Outdoor. Gak terima penolakan."ucap Bu Berta.

"What?! Lapangan Outdoor?"ucap Alexa terkejut mendengar ucapan Bu Berta.

Jelas saja dia terkejut. Untuk masalah berlari keliling lapangan 5 Kali dia tidak masalah. Walaupun,luas lapangan sekolahnya seperti lapangan sepak bola. Namun untuk masalah membersihkan lapangan basket Outdoor. Itu sangat masalah baginya. Karna, lapangan basket Outdoor itu lebih luas 2 kali lipat dibanding lapangan biasa. Belum lagi,sampah daun-daun kering yg memenuhi lapangan itu. Pasti sangat melelahkan.

Marven [ ON GOING ]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz