mengganggu

6K 949 148
                                    

"Apa maksudmu? Aku tidak mengerti." Aku meronta-ronta, berharap tangan mungilku lepas dari kepalan tangannya yang kekar.

"Aku tau kau melindungi iblis, nona kecil." Ekspresi mengintimidasi nya membuat kaki ku tidak kuat menopang tubuhku.

"A...aku mohon lepaskan aku."air mata berhasil lolos dari kelopak mata ku. Melihat diriku yang mulai menangis, dia melepaskan genggamannya.

"Hwhwhwh..."air mataku tidak bisa berhenti, setiap aku memikirkan muu-chan akan terluka, hatiku seperti tersayat sayat.

"Hei lihat itu, bukankah dia itu Rengoku kyoujurou si pilar api?"

"Dia membuat gadis polos menangis?"

"Tidak aku sangka."

"Betul, taga sekali dia."

Bisikan demi bisikan terlontar dari mulut orang orang yang berlalu lalang.

"Hei, aku minta maaf jika aku membuatmu takut." Dia mengulurkan tangannya, tapi sejengkal pun tidak akan ku dekatkan tanganku.

"Apa kita bisa mengobrol sebentar?" Aku menggeleng.

"Ayolah, jika kau seperti ini kau hanya akan menambah kecurigaan ku padamu!"

"Namaku (Y/n), maaf aku harus pergi." Aku berlari melewatinya, dia kembali mengejar, sebegitu curiganya dia padaku?

"Hei nona!"aku berlari sekencang mungkin, demi menghindari orang itu.

"Nona kumohon biarkan aku bertanya!" Aku tidak menghiraukannya, aku memanfaatkan tubuhku yang kecil untuk bersembunyi.

"Dia hilang?" Nafas lelaki itu terengah-engah.

"Aku harus cepat membeli sayuran, lalu daging nya juga!"gumam ku.

"Ketemu!"

"Huwaaa!"kaki ku tergelincir, tapi untung saja dia menangkapku.

"Kau tak boleh kabur sebelum menjawab pertanyaan ku." Oke kutarik kata kataku, tidak ada untungnya ditangkap oleh orang ini!

"Apa urusanmu?!"protes ku.

"Jawab aku, apa hubungan mu dengan anak kecil itu?"

"Apa kau tau? Dia itu iblis." Aku hanya mengangguk.

"Kalau kau tau, kenapa kau melindunginya?"aku menundukkan kepalaku.

"Dia keluargaku satu satunya!" Dia tercengang sebentar.

"Bukankah itu pemikiran yang bodoh? Keluargamu iblis? Sadarlah nona! Iblis itu makhluk yang dipenuhi hasrat membunuh!"

"Tidak! Kau salah!" Aku mendorong nya.

"Mereka juga makhluk hidup seperti manusia! Mereka juga memiliki perasaan!" Dia terdiam, lalu tak lama kemudian dia tertawa.

"Hahaha kau lucu sekali, iblis punya perasaan? Pfftt... Jangan bercanda."

"Terserah kau mau percaya atau tidak, aku pergi karena ada bahan makanan yang harus ku beli." Aku meninggalkan nya sendirian.

'Gadis yang unik.'

"Aku ikut!"dia berlari, menyamakan langkahnya denganku.

"Bisa kah kau pergi?"

"Tidak." Perempatan imajiner muncul dikepala ku.

"Apa urusanmu?!" Bentak ku.

"Aku harus tau dimana kau menyembunyikan iblis itu."

"Tidak akan pernah."aku melajukan langkahku, tapi sepertinya dia tidak mau menyerah.

"Oji-san, bisa anda membungkus 300 ons daging sapi untuk saya?" Oji-san itu mengangguk lalu mulai memotong dan menimbang berat daging yang ku pesan.

"Ini uangnya."aku memberikan 5 keping koin emas.

"Maaf nona, harganya hanya 30 keping perak." Dia mengembalikan 2 keping koin yang kuberikan, tapi aku menolaknya dan mengatakan dia bisa mengambil koin itu.

"Hontou ni arigatou!" Aku hanya mengangguk. Aku mulai berjalan menelusuri pasar untuk mencari bahan lainnya.

"Hei, apa kau ingin membuat sesuatu dengan daging sebanyak itu?"

"Bukan urusanmu."

"Kenapa kau dingin sekali? Padahal tadi kau gemetar loh." Aku tidak menanggapi nya.
.
.
.
.
.
"Aku sudah membeli semuanya, apa kau masih mau mengikuti ku?"

"Entahlah."

Aku berjalan mencari kursi taman yang kosong dan sepi, karena dengan begitu muu-chan bisa menjemput ku.

"Hei, bisa aku tau siapa namamu?"aku mengernyit, sepertinya aku sudah memberi tahunya.

"Apa kau tidak mendengar tadi?"

"Namamu (Y/n), apa kau tidak memiliki marga?" Aku menggeleng pelan.

"Kau yakin?"aku mengangguk.

"Apa kau tidak mau pergi?!"

"Aku harus mengetahui dimana kau menyembunyikan iblis itu."

Aku terkekeh."kau seorang pilar, bagaimana aku bisa memberi taumu."

"Sudahlah, lebih baik kau pergi sana."

'Aku akan membuka kan pintu, saat pintunya terbuka kau harus langsung masuk.'suara bisik merambat di pendengaran ku, aku yakin itu adalah muu-chan. Karena takut ketahuan, tak ada pilihan selain menendang kelemahan nya.

"Ugh..."

"Gomen."pintu terbuka, aku langsung lari dan masuk kedalam pintu, dengan cepat pintu langaung tertutup.













Yo....chap 7 selesai!

Gimana?

Aneh gk si?

Kumin ya(๑´•.̫ • '๑)

Brother (muzan x reader)Where stories live. Discover now