Part 02 (Keluarga Dimas)

131 22 5
                                    

Tidak semua pertanyaan ada jawapannya sekarang. Tidak semua permintaan segera dikabulkan. Kita hanya mampu merencanakan tapi Allah sebaik-baik perancang. Not everyday is a good day. Somedays we wake up and the whole day is filled with sunshine, but other days we wake up to some amount of gloom at anytime during that day. Whether we like it or not, we must to accept it.

(***)

Kini ketiga anak lelaki itu telah pun berkumpul kembali di kantin sekolah, Rasa lelah yang menyerang kedua anak lelaki itu seketika lenyap setelah memakan makanan yang tadinya mereka pesan. Namun, biasa lah jika sudah bersangkut Stevan, Dimas lah yang memesankan makanan Stevan, sementara anak itu hanya menerima dengan hati yang sedikit terpaksa.

"Makan tu kasih habis kalau tidak kita hukum kamu" Kata Dimas mengancam Stevan saat setelah mengetahui Stevan yang masih mengaduk-adukan makanannya dan memandang makanan itu tanpa ada niat untuk memakannya.

"Hish!! Ancam aja terus! Stevan itu udah kenyang loh bang Dimas kan tadi di pas di perpus abang sudah menyuruh Stevan untuk memakan bekal yang dititipkan oleh mommy Erna?" Kata Stevan dengan menatap Dimas dan Kevnan secara bergantian

"Ohiya? kenyang? terus itu makanan mau dimakan sama siapa? jangan membazir Stevan, dan jangan berbohong jika kamu masih ingin makan saat ini, ingat lah waktu sudah berlalu 3 jam yang lalu yaitu waktu mu makan di perpus tadi. Sekarang makan lah makanan mu atau.." Ucapan Dimas sengaja digantungkannya agar temannya itu mau menyambung kalimatnya itu

"Atau lo mau gue paksa buat makan? atau mau gue potong tu lidah lo biar deria rasa lo ga akan pernah terjadi di elo lagi, paling serunya ya ga bisa ngomong dengan benar lagi gimana? mau makan atau gimana?" Kata Kevnan membuatkan Stevan sedikit merinding mendengar apa yang diucap oleh temannya itu

untuk pengetahuan saja ni, Kevnan dan Dimas bisa dibilang abang kepada Stevan kerana usia mereka yang jauh lebih tua daripada Stevan. Dan hal itu juga membuatkan mereka lebih mudah menguasai hidup Stevan. Lebih tepatnya menjaga dengan lebih teliti keadaan dan keperluan Stevan. Tanpa diketahui oleh Stevan juga, kedua keluarga dari temannya ini adalah orang-orang yang sangat terkenal di dunia gelap. Dunia mafia adalah hidup mereka dan jiwa kepsycopath'an mereka itu sudah turun menurun ke anak cucu mereka.

Namun, jika bersama Stevan maka kedua keluarga itu menampakkan sisi ramah dan sayang kepada Stevan. Karena bagi mereka, Stevan adalah kelinci kecil yang wajib mereka jaga. Stevan adalah harta karun yang berharga bagi mereka. Stevan adalah nyawa mereka. Bahkan kedua keluarga itu pernah bertengkar karena ingin mendapatkan hak penjagaan Stevan. Namun, semua itu menjadi baik-baik saja lagi saat setelah Stevan yang menolak mentah-mentah akan tawaran antara kedua keluarga itu. Dengan alasan dirinya masih bisa untuk menanggung hidupnya sendiri.

"Yasudah sekarang kita masuk kelas yuk" Tawar Dimas setelah melihat makanan adek kecilnya itu sudah langis tak tersisa.

"Emang kelas kita sama ya bang?" Tanya Stevan menatap Dimas dan Kevnan secara bergantian dengan tatapan polosnya

"Iya tadi udah abang urus ke kepala sekolah biar kamu sekelas sama abang" Kata Dimas dan hanya di berikan anggukan semangat oleh Stevan

"Baiklah ayo bang, noh liat perut Stevan udah besar banyak makan ni pasti" Kata Stevan memperlihatkan perutnya di balik seragam sekolah yang dikenakannya saat ini

"Ada-ada aja lo Van, yaudah yok kita ke kelas pangeran Kevnan lagi mencari-cari tempat untuk beradu mimpi yang indah" Kata Kevnan membuatkan Stevan dan Dimas memutarkan bola mata mereka jengah

"Sok bahasa istana lo, ga pantes juga lo bergelar pangeran udah jorok bau lagi" Kata Stevan membuatkan Kevnan melongo atas hal itu.

Sesampainya di kelas,

"Masuk yuk, sebentar" Kata Dimas lalu berjalan mengarah ke wanita yang tak lain tak bukan adalah guru yang saat ini mengajar bertepatan juga guru itu adalah guru kelas.

"Perlakukan adek saya sebaik mungkin, saya tau ibu baik orangnya tapi jika terjadi apa-apa pada adek saya. Orang pertama saya cari adalah ibu. Ingat bu dan bilang juga pada mereka yang lain jika berurusan dengan adek saya makan dari itu bukan hanya keluarga saya yang turun tangan tapi keluarga dari Adiwijaya juga akan turun tangan" Kata Dimas membuatkan ibu guru itu menganggukan kepalanya patuh akan perintah tuan mudanya.

"Baiklah anak-anak kalian mempunyai teman kelas baru loh, hm pertama-tama saya bu Nur yang mengajar Matematika sekaligus guru kelas ini. Silah perkenalkan dirimu pada teman-teman baru mu" Kata Bu Nur dan diberikan anggukan saja oleh Stevan

"Halo hm itu hm Assalamualaikum nama saya Stevan Devarone.A. Kalian bisa memanggil ku dengan Stevan" Kata Stevan dengan tersenyum

"Ada pertanyaan dari kalian?" tanya bu Nur

"Umur lo berapa? kok wajah lo kayak bocah ya? tinggi lo juga kayak... anak smp" Kata seorang siswa lelaki

"Umur Stevan 15 tahun" Kata Stevan

"Oalah udah gue duga, kalau begitu kita manggil lo adek aja" kata mereka serempak

"Dia adek gue dan Dimas bukan kalian, dan satu lagi jangan sok akrab ke adek kita berdua" kata Kevnan membuatkan mereka semua terdiam, sementara Dimas hanya tersenyum miring mendengar ucapan Kevnan tadi.

"Saya dan adek saya pamit pulang bu" Kata Dimas lalu menarik tangan Stevan dan disusuli pula dengan Kevnan di belakang mereka

(***)

Siapa sih yang tidak mengenal keluarga Algara Kendrick? Keluarga terkaya nombor dua. Keluarga yang telah menganggap Stevan seperti anak bungsu mereka sendiri. Entah keburuntungan apa yng Stevan dapatkan sehingga dapat menjadi salah satu yang disayang di keluarga yang terkenal dengan kekayaan dan kekuasaan itu.

Hanya saja, perlakuan keluarga Dimas sangatlah berlebihan dan membuatkannya berfikir jika telah merampas kasih sayang daddy Alga dan mommy Erna untuk Dimas, padahal Dimas malah senang jika Stevan menjadi sebahagian dari mereka.

Kini Stevan sudah pun berada di mansion milik daddy Alga, itu juga karna Dimas yang memaksanya kalau tidak Stevan akan jarang sekali buat berkunjung ke mansion itu

Ting..Tong..Ting..Tong

"Assalamualaikum, Stevan datang ni!!" Teriak Stevan membuatkan orang di mansion hanya menggelengkan kepala mereka lalu mereka memilih melanjutkan pekerjaan mereka

"Hei, anak mommy udah sampai aja ni, Stevan, Dimas gih bersih-bersih diri kalian berdua setelah itu kita makan sama-sama. Sebentar lagi daddy dan kedua abang mu pulang jadi segeralah okey" Kata mommy Erna dan diberi anggukan patuh oleh mereka berdua

Udah gitu aja dulu ya. Vote n comment juga huhuyy.. Ohiya yang baca cerita Marcell Davies, besok Acel up huhuyyy.. Bye itu doang hahaha

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 02, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Stevan Devarone AnggaraWhere stories live. Discover now